Aurora
Aurora diartikan secara berbeda oleh
setiap budaya yang berbeda. Orang Viking berpikir bahwa aurora adalah
refleksi dari perlengkapan senjata mitos Valkyrie. Untuk Penduduk asli
Eskimo di Greenland dan dekat Kanada, aurora adalah komunikasi antara
orang mati. Untuk orang Indian Amerika, aurora adalah cahaya dari api
unggun besar jauh di utara. Pada abad pertengahan, aurora menjadi
pertanda perang atau bencana, seperti wabah. Hari ini, kita tahu bahwa
aurora adalah fenomena cahaya yang disebabkan oleh partikel berenergi
tinggi dari angin surya matahari yang berinteraksi dengan medan magnet
bumi.
Karena aurora disebabkan oleh interaksi
angin surya dengan medan magnet bumi, Anda dapat melihat mereka paling
sering di dekat kutub, utara dan selatan. Di utara, mereka disebut
aurora borealis, atau Cahaya Utara. Aurora adalah nama dewi romawi yaitu
fajar, dan “boreal” berarti “utara” dalam bahasa Latin. Di belahan bumi
selatan, aurora disebut aurora australis (bahasa Latin untuk
“selatan”).
Aurora mengikuti siklus matahari dan
cenderung lebih sering terjadi pada akhir musim gugur dan awal musim
semi (Oktober, Februari, dan Maret adalah bulan-bulan terbaik untuk
melihat aurora). Disekitar Lingkaran Arktik di utara Norwegia dan
Alaska, Anda dapat melihat aurora hampir setiap malam. Jika Anda
bergerak ke selatan, frekuensi aurora berkurang. Disekitar bagian
selatan Alaska, Norwegia selatan, Skotlandia dan Inggris, aurora mungkin
muncul sekitar satu sampai 10 kali per bulan. Dekat perbatasan antara
Amerika Serikat dan Kanada, Anda mungkin dapat melihat aurora dua sampai
empat kali setahun. Satu atau dua kali dalam satu abad, mereka mungkin
muncul di Amerika Serikat bagian selatan, Meksiko, dan daerah
khatulistiwa.
penampakan aurora bisa berbeda-beda.
Aurora dapat terlihat seperti cahaya orange atau merah di cakrawala –
seperti matahari terbit atau terbenam. Kadang-kadang aurora bisa
disalahartikan sebagai kebakaran di kejauhan, seperti pemikiran orang
Indian Amerika. Aurora dapat terlihat seperti tirai atau pita yang
bergerak dan berombak-ombak pada malam hari.
Aurora bisa berwarna hijau, merah, atau
biru. Seringkali mereka akan menjadi kombinasi warna, dengan
masing-masing warna terlihat pada ketinggian yang berbeda di atmosfer.
- Biru dan ungu: kurang dari 120 kilometer (72 mil)
- Hijau: 120-180 km (72-108 mil)
- Merah: lebih dari 180 km (108 mil)
- Proses terjadinya aurora
merupakan indikator keterkaitan antara bumi dan matahari. Frekuensi
aurora berkorelasi dengan frekuensi aktivitas surya dan aktivitas siklus
11-tahunan matahari.
Seiring dengan proses peleburan terjadi di dalam matahari, hal itu mengeluarkan partikel berenergi tinggi (ion, elektron, proton, neutrino) dan radiasi pada angin surya. Ketika aktivitas matahari tinggi, Anda juga akan melihat letusan besar yang disebut jilatan api matahari (solar flares) dan coronal mass ejections. Partikel-partikel berenergi tinggi dan radiasi dilepaskan ke ruang angkasa dan menyebar di seluruh tata surya kita. Ketika mereka menghantam bumi, mereka menemui medan magnet.Kutub medan magnet bumi terletak dekat (tapi tidak tepat) dengan kutub geografis (di mana planet berputar pada porosnya). Para ilmuwan percaya bahwa inti luar besi cair bumi berputar dan membuat medan magnet. Medan ini terdistorsi oleh angin surya, semakin terkompresi pada bagian yang menghadap matahari (bow shock) dan ditarik keluar pada sisi yang berlawanan (magnetotail). Angin surya menciptakan sebuah lubang di medan magnet pada katup kutub. Katup kutub dapat ditemukan pada sisi surya dari magnetosfer (daerah sekitar Bumi yang dipengaruhi oleh medan magnet).
Sumber : http://www.ekorahayu.com
0 komentar:
Posting Komentar